Dalam perjalanan spiritual aku banyak menemukan orang pintar tapi tidak bernyali. Aku banyak mengetahui orang kaya, tapi pelit atau kikir. Pada kesempatan lain, aku banyak menjumpai orang cantik dan genteng, tapi bodoh. Ada juga orang bijak, tapi kurang tegas.
Mereka yang ahli pun, tidak sedikit yang memposisikan diri seperti tukang belaka. Seperti orang bodoh tapi sungguh bijak. Lalu mereka yang miskin tetapi sangat pemurah dan gemar menolong orang lain.
Begitulah kebingungan GMRI (Gerakan Moral Rekonsiliasi Indonesia), serius dan gigih mencari dan ingin menemukan orang yang pintar dan pemberani juga sungguh bijak serta murah hati sekaligus rendah hati. Begitulah sosok pemimpin ideal yang patut mengelola negara dan bangsa yang besar ini. Gigih dan tangguh penuh sopan santun serta menghargai harkat dan martabat mulia manusia tanpa pandang dulu, meski tetap mengutamakan untuk dan istimewa bagi bangsa Indonesia sendiri.
Karena itu gerakan kebangkitan kesadaran dan pemahaman spiritual yang berpijak pada etik profetik — ajaran dan tuntunan dari langit — akan memposisikan — dan senantiasa menjaga — segenap warga bangsa Indonesia sebagai Khalifah Allah yang mulia di muka bumi. Sebab dengan begitu, manusia Indonesia akan menikmati hakikat dari rachmatan Lil alamin secara penuh dan utuh, hingga akan berbahagia di dunia maupun di akhirat.
Maka itu sikap tamak dan rakus, iri dengki, sok tahu dan merasa pintar sendiri. Egoistik dan selalu ingin menang dan merasa benar sendiri, sombong dan angkuh, ria dan jumawa, tinggi hati dan punya sopan santun serta tak yakin ada langit di atas langit — Tuhan — seperti yang menjadi sila dari Pancasila maupun pembukaan UUD 1945, bisa saja tidak dianggap sakral namun patut dan pantas diamalkan dalam perbuatan nyata kehidupan sehari-hari.
Begitulah essensinya falsafah bagi suatu bangsa dan ideologi untuk sebuah negara yang pantas lebih beradab dan menjadi pemimpin masa depan bangsa-bangsa yang ada di dunia. Karena segenap potensi yang kita miliki sangat mumpuni dan ada di negeri kaya raya ini. Lewag proses yang panjang dan berliku Pemimpin Besar Masa Depan Bangsa-bangsa di Dunia Akan segera Tampil dari Nusantara.
Banten, 12 April 2023